Tahukah Anda Kisah Seputar Botox?
Posted on 08.04 | By Admin | In Fashion , Medical
babble.com
Jakarta - Pada masa kini, penggunaan botox untuk kecantikan semakin mendapat tempat. Beberapa dokter spesialis kecantikan dan estetika bahkan merekomendasikan pemakaian botox. Apa sebenarnya botox? Dokter Olivia Ong, dipl., AAAM, menguraikan seputar botox dalam acara diskusi terbatas tentang kecantikan di kliniknya di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, pada akhir bulan lalu.
Dokter berusia 29 tahun ini memiliki puluhan pasien yang setiap hari datang mengeluh kepadanya dan meminta tindakan medis dengan pemakaian botox. "Pemakaian botox yang dilakukan oleh ahlinya atau dokter atau tim medis bisa dipertanggungjawabkan dengan baik dan hasilnya bermanfaat, terutama bagi kecantikan," kata Olivia.
Olivia menjelaskan botox merupakan kependekan dari Botulinum Toxin atau racun yang diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum. Sebagai toksin, bakteri Botulinum dikenal sebagai penyebab keracunan makanan massal yang menyebabkan kelumpuhan otot perut. Tetapi dalam dunia kecantikan, tingkat racunnya bisa diperkecil sehingga bermanfaat bagi kulit atau wajah. Pemakaian botox sangat aman karena pembuatannya sangat ketat dan pemurniannya dilakukan di laboratorium khusus yang sangat terkontrol.
Menurutnya, saat ini ada beberapa Botulinum Toxin yang digunakan untuk peremajaan. Yang paling pertama (original) memiliki penelitian paling banyak dan paling populer adalah botox tipe A buatan Allergan dari Amerika Serikat. Tetapi ada juga produk tiruan yang buatan Inggris dan beberapa merek buatan Cina.
Dia juga menjelaskan kegunaan botox dalam dunia kecantikan adalah untuk meremajakan wajah secara cepat dengan cara yang mudah (instan rejuvenation). Pada waktu wajah berekspresi, misalnya tertawa, akan nampak garis-garis di samping mata. Garis-garis ini disebut sebagai crow's feet yang akan bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Dengan menyuntikan botox pada samping mata, kerutan pun akan hilang.
Olivia mengatakan botox juga bisa digunakan untuk menghilangkan kerutan antara kedua alis (seperti sedang berpikir) dan kerutan pada dahi. Selain itu, Botox juga digunakan untuk menaikkan alis dan mengurangi pengeluaran keringat yang berlebihan seperti di ketiak atau telapak tangan.
Menurut Olivia, pemakaian botox ini bisa sangat dramatis membuat kulit yang tadinya berkerut akan tampak muda kembali. Efek positif botox akan mulai tampak pada empat atau lima hari setelah penyuntikan. Dan mereka yang memerlukan botox adalah orang-orang yang berusia 30 tahun ke atas yang merasa memiliki kerutan pada derah sekitar mata dan sebagainya.
Tentang tata cara penyuntikan botox, Olivia menerangkan, biasanya para dokter menandai bagian yang mau disuntik, kemudian dilakukan penyuntikan pada posisi pasien baring atau duduk (bergantung kebiasaan dokter). Pada waktu botox masuk pada kulit, terasa sedikit nyeri. Rasa nyeri karena tusukan jarum dapat dikurangi dengan pendinginan dengan es sebelumnya. Proses penyuntikan ini berkisar 10 hingga 30 menit.
Dokter berkulit putih ini memaparkan setelah dilakukan penyuntikan, bisa saja pada kulit terjadi gejala memar kebiruan karena terkena pembuluh darah. Untuk menghindarinya, dokter menggunakan jarum yang kecil dan menekan perdarahan yang timbul selama beberapa menit. Setelahnya bisa dilakukan kompres dengan es. Perlu diketahui bahwa segera setelah penyuntikan, pasien tidak diperbolehkan tiduran selama tiga jam karena takut botox mengalir ke otot lain yang tidak dimaksudkan untuk dilemahkan.
Ketika menjelaskan tentang efek samping botox, menurut Olivia, apabila botox mengalir pada otot lain, seperti mata, dapat mengakibatkan kelopak mata bisa turun sebelah (biasanya sudah menghilang setelah dua minggu), atau alis menjadi terlalu tinggi atau asimetris. "Masa bertahan pada pemakaian atau penggunaan botox hanya sekitar tiga hingga empat bulan saja. Selanjutnya harus dilakukan penyuntikan ulang oleh dokter atau tim medis, bukan sembarangan orang," ungkap Olivia panjang lebar.
Dokter berusia 29 tahun ini memiliki puluhan pasien yang setiap hari datang mengeluh kepadanya dan meminta tindakan medis dengan pemakaian botox. "Pemakaian botox yang dilakukan oleh ahlinya atau dokter atau tim medis bisa dipertanggungjawabkan dengan baik dan hasilnya bermanfaat, terutama bagi kecantikan," kata Olivia.
Olivia menjelaskan botox merupakan kependekan dari Botulinum Toxin atau racun yang diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum. Sebagai toksin, bakteri Botulinum dikenal sebagai penyebab keracunan makanan massal yang menyebabkan kelumpuhan otot perut. Tetapi dalam dunia kecantikan, tingkat racunnya bisa diperkecil sehingga bermanfaat bagi kulit atau wajah. Pemakaian botox sangat aman karena pembuatannya sangat ketat dan pemurniannya dilakukan di laboratorium khusus yang sangat terkontrol.
Menurutnya, saat ini ada beberapa Botulinum Toxin yang digunakan untuk peremajaan. Yang paling pertama (original) memiliki penelitian paling banyak dan paling populer adalah botox tipe A buatan Allergan dari Amerika Serikat. Tetapi ada juga produk tiruan yang buatan Inggris dan beberapa merek buatan Cina.
Dia juga menjelaskan kegunaan botox dalam dunia kecantikan adalah untuk meremajakan wajah secara cepat dengan cara yang mudah (instan rejuvenation). Pada waktu wajah berekspresi, misalnya tertawa, akan nampak garis-garis di samping mata. Garis-garis ini disebut sebagai crow's feet yang akan bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Dengan menyuntikan botox pada samping mata, kerutan pun akan hilang.
Olivia mengatakan botox juga bisa digunakan untuk menghilangkan kerutan antara kedua alis (seperti sedang berpikir) dan kerutan pada dahi. Selain itu, Botox juga digunakan untuk menaikkan alis dan mengurangi pengeluaran keringat yang berlebihan seperti di ketiak atau telapak tangan.
Menurut Olivia, pemakaian botox ini bisa sangat dramatis membuat kulit yang tadinya berkerut akan tampak muda kembali. Efek positif botox akan mulai tampak pada empat atau lima hari setelah penyuntikan. Dan mereka yang memerlukan botox adalah orang-orang yang berusia 30 tahun ke atas yang merasa memiliki kerutan pada derah sekitar mata dan sebagainya.
Tentang tata cara penyuntikan botox, Olivia menerangkan, biasanya para dokter menandai bagian yang mau disuntik, kemudian dilakukan penyuntikan pada posisi pasien baring atau duduk (bergantung kebiasaan dokter). Pada waktu botox masuk pada kulit, terasa sedikit nyeri. Rasa nyeri karena tusukan jarum dapat dikurangi dengan pendinginan dengan es sebelumnya. Proses penyuntikan ini berkisar 10 hingga 30 menit.
Dokter berkulit putih ini memaparkan setelah dilakukan penyuntikan, bisa saja pada kulit terjadi gejala memar kebiruan karena terkena pembuluh darah. Untuk menghindarinya, dokter menggunakan jarum yang kecil dan menekan perdarahan yang timbul selama beberapa menit. Setelahnya bisa dilakukan kompres dengan es. Perlu diketahui bahwa segera setelah penyuntikan, pasien tidak diperbolehkan tiduran selama tiga jam karena takut botox mengalir ke otot lain yang tidak dimaksudkan untuk dilemahkan.
Ketika menjelaskan tentang efek samping botox, menurut Olivia, apabila botox mengalir pada otot lain, seperti mata, dapat mengakibatkan kelopak mata bisa turun sebelah (biasanya sudah menghilang setelah dua minggu), atau alis menjadi terlalu tinggi atau asimetris. "Masa bertahan pada pemakaian atau penggunaan botox hanya sekitar tiga hingga empat bulan saja. Selanjutnya harus dilakukan penyuntikan ulang oleh dokter atau tim medis, bukan sembarangan orang," ungkap Olivia panjang lebar.
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2011/12/22/110373151/Kisah-Seputar-Botox
Comments (0)
Posting Komentar