5 Orang Bakar Diri Akibat Stres Jadi Pengangguran
Posted on 13.11 | By Admin | In International
RABAT - Kondisi ekonomi sulit yang disertai tingkat pengangguran tinggi membuat frustrasi warga Maroko. Sebagai bukti, lima orang pemuda pengangguran melakukan aksi bakar diri, karena mereka tidak memiliki pekerjaan.
Kelima pemuda ini melakukan aksi bakar diri di Ibu Kota Maroko, Rabat, sebagai aksi protes yang meluas dari rakyat dalam menuntut lapangan pekerjaan. Mereka pada khususnya menuntut kesempatan bekerja bagi para lulusan sarjana.
Tiga orang pelaku bakar diri ini langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Sementara luka bakar dari dua orang pelaku bakar diri lainnya, dikabarkan tidak terlalu serius.
Para pemuda yang melakukan aksi nekat ini memang tergabung dalam kelompok demonstran yang menamakan dirinya "The Employment Graduates" atau "Sarjana pengangguran". Mereka selama ini dikenal getol menuntut pembukaan lapangan kerja bagi para sarjana.
Seringkali aksi demonstrasi ini dipenuhi dengan tindakan represif dari pihak kepolisian yang ingin membubarkan aksi protes. Kerap kali kerusuhan pun tidak dapat dihindari antara polisi dan mahasiswa.
Sementara pemerintah Maroko mengeluarkan rencana baru untuk penciptaan lapangan pekerjaan. Mereka menjanjikan akan menyediakan 200 ribu lapangan pekerjaan baru bagi rakyatnya, khususnya bagi para mahasiswa.
Selama dua pekan terakhir, sekira 160 anggota pergerakan itu terus menduduki gedung pemerintahan dari Kementerian Pendidikan Tinggi Maroko di Rabat. Mereka bersikeras agar pemerintah memberikan pekerjaan bagi rakyat.
"Pihak berwenang mencegah mereka untuk mencari makan dan air. Jadi lima pengunjuk rasa yang berada di luar gedung berusaha mencari makanan dan mengancam untuk membakar dirinya bila dihentikan," jelas aktivis HAM Maroko Youssef al-Rissouni seperti dikutip Associated Press, Jumat (20/1/2012).
Aksi bakar diri ini terinspirasi dari serupa yang terjadi di Tunisia tahun lalu. Saat itu, seorang pedagang di pinggir menyulut api di tubuhnya setelah pihak berwenang setempat mengusir dan melarangnya untuk berdagang.
Kejadian di Tunisia tersebut memicu terjadi aksi protes yang menuntut perubahan dan pada akhirnya menyebar ke negara-negara Arab lainnya.
Comments (0)
Posting Komentar